Senin, 02 Februari 2015

Karakter anak dipengaruhi oleh didikan orang tua dan lingkungan

Apa yang anda pikirkan dengan semua prilaku pada anak??? Kenapa banyak orang bilang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sifat anak atau karakternya tidak jauh beda dengan orang tuanya. Asumsi ini sudah lama termemori oleh pikiran orang-orang banyak, memang benar ungkapan seperti itu tapi apakah anda tahu yang sebenarnya terjadi, semua yang mempengaruhi sifat dan karakter anak tanpa orang tua sadari, dari sekian banyak pemikiran anak-anak dibawah usia 5 tahun mereka hanya mengetahui apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan itu yang menjadi awal dari pengetahuan yang mereka terima didalam otak, anak mengikuti apa yang di ucapkan orang terdekatnya, anak mengamati apa yang dilakukan orang terdekatnya, anak merasakan emosi dari orang terdekatnya yang sedang menangis, tertawa bahkan marah sekalipun, semua langsung terserap dalam memori otaknya yang masih kosong dan langsung terproses oleh program alamiahnya yang mereka sendiri awalnya tidak mengetahui apa yang mereka serap dalam memorinya itu.

Contoh pengalaman seorang anak yang mempengaruhi karekternya bahkan bisa menjadi sebuah trauma, seorang anak umur 7  tahun yang selalu dimarahi oleh orang tuanya serta selalu disalahkan apa yang anak kerjakan, anak itu  selalu merasa takut jika melihat wajah orang tuanya marah-marah, disinilah perubahan karakter dan ada trauma mendalam dari kejadian seperti itu, anak itu menjadi anak yang emosional/ pemarah dan menjadi anak yang merasa paling benar dia tidak mau mendengar masukan atau pendapat dari orang lain karena dulu dia pernah diperlakukan seperti itu perlakuan yang otoriter dan tidak ada perhatian serta pengertian dari orang tuanya, bahkan anak itu pun mengalami trauma yang begitu mendalam jika merasa dimarahi atau sebaliknya dia akan merasa sesak napas dan banyak reaksi yang terjadi dalam tubuhnya bahkan dia pun bisa lemas jika ada diposisi seperti itu, trauma lainnya dia menjadi anak yang tidak percaya diri dan berpikir takut salah karena dulunya apa yang dia kerjakan selalu dianggap salah dan dianggap anak tidak bisa apa-apa. Ini adalah contoh nyata dari narasumber yang merasakannya, contoh pengalaman ini hanya sebuah aspirasi dan pembelajaran saja bukan berniat atau bermaksud menyalahkan pihak manapun, hanya sebagai perantara dimana keluarga berperan penuh menciptakan karakter yang positif dengan kasih, perhatian dan pengertian oleh setiap anak, bagaimanapun anak adalah mutiara yang sangat berharga dan harus dijaga, kenakalan anak adalah wajar, orang tua hanya mengingatkan dan memberitahu yang mana yang benar dan yang salah. Mudah-mudahan kita semua selalu menjadi orang tua yang bijak dalam mendidik anak-anak kita dan menjadi kelurga yang harmonis dan bahagia,,,,, Amien!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar